KATA PENGANTR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih-Nya
sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ‘’ Dampak Globalisasi bagi peserta
didik Indonesia’’.
Makalah ini diharapkan mampu membantu saya dalam
memperdalam mata pelajaran kewarganegaraan dalam kegiatan belajar. Selain itu
makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab karena materi disajikan mengarah pada
terbentuknya arah globalisasi yang berpengaruh terhadap kehidupan bernegara.
Oleh karena itu, makalah ini diharapkan agar bangsa indonesia memiliki sikap
yang kritis terhadap situasi dan kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang selalu berubah.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasi
kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini dengan tulus
ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagai saya dan pembaca.
penulis
SOPPENG,28 JUNI 2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Rumusan Masalah
3.
Tujuan Penulisan
4.
Manfaat Penulisa
5.
Permasalahan
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian Globalisasi
2.
Ciri-Ciri Globalisasi
3.
Teori Globalisasi
4.
Proses Globalisasi
5.
Sekilas Tentang Generasi Muda
6.
Dampak Positif Dan Negatif Globalisasi
7. Globalisasi Dan Pandangan Hidup
Generasi Muda
8.
Cara Menanggulangi Efek Buruk Globalisasi Pada Generasi Muda
1.
Kesimpulan
2.
Saran
Daftar Pustaka
BAB I.
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Akhir-akhir ini masyarakat dihebohkan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih lagi masalah globalisasi. Masyarakat
dunia, khususnya generasi muda sudah sangat kenal dengan kata itu. Namun, apa
sebenarnya globalisasi itu?
Kalau orang awam pastinya berpikir globalisasi itu
berhubungan dengan keterbukaan dan koneksi secara global atau terjadi di
seluruh dunia. Secara lebih kompleks, globalisasi
adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit. Atau bisa dikatakan globalisasi merupakan suatu proses di mana
antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah
proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya akan mengendalikan ekonomi
dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.
Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia,
bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat,
sehingga memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya
sendiri, seperti meniru gaya punk, cara bergaul dan lain sebagainya. Hal ini
yang mengakibatkan remaja sekarang sering meniru gaya orang luar negeri. Mereka
beranggapan bisa menjadi lebih menarik jika melakukan hal itu. Padahal semua
itu salah besar. Mereka tidak menyadari akan dampak yang akan diterima jika
mereka sampai salah jalan. Apalagi mereka yang mulai memasuki dunia remaja
dimana mereka sedang mencari jati diri.
Masa remaja yang dimaksudkan
merupakan periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Banyaknya
permasalahan dan krisis yang terjadi pada masa remaja ini menjadikan banyak
ahli dalam bidang psikologi perkembangan menyebutnya sebagai masa krisis. Pada
masa ini perubahan terjadi sangat drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi
yang serba tanggung dan diwarnai oleh kondisi psikis yang belum mantap, selain
dari pada itu periode ini pun dinilai sangat penting bahkan Erik Erikson (1998)
menyatakan bahwa seluruh masa depan individu sangat tergantung pada
penyelesaian krisis pada masa ini.
2.
Rumusan Masalah
a. Apa pengertian globalisasi?
b. Bagaimana perkembangan globalisasi
pada saat ini dan apa dampaknya bagi pendidikan di ndonesia?
c. Seperti apa pendidikan di Indonesia
saat ini?
d. Bagaimana cara penyesuaian
pendidikan Indonesia di era globalisasi sekarang ini?
3. Tujuan
Penulis
a.
Bagi Penulis Disusun untuk memenuhi
tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah Pengantar Pendidikan
b.
Bagi Pembaca Makalah ini dimaksudkan
untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
4. Manfaat
Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah :
a.
Memberikan pengetahuan kepada kita
khususnya generasi muda bagaimana dampak globalisasi bagi pandangan hidup
mereka
b.
Agar kita dapat menentukan sikap
tanggap terhadap globalisasi yang dapat memberikan dampak negatif khususnya
bagi generasi muda
5. Permasalahan
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia dihadapkan pada keterbukaan informasi baik nasional maupun
internasional. Masyarakat bisa mengakses berita apapun yang terjadi di dunia
tanpa membutuhkan waktu lama. Berbagai alat komunikasipun marak diperjual
belikan. Dan sekarang mereka tak lagi jadi barang langka, karena setiap orang
memilikinya. Setiap style baru yang lebih sering berasal dari negara barat,
selalu jadi trend di negara kita. Inilah globalilsasi. Dimana semua hal yang
mendunia, ditemui diseluruh penjuru kota. Dari sinilah kehidupan masyarakat
berubah. Mereka cenderung mengikuti apa yang mereka sering lihat. Terutama
generasi muda. Generasi yang terkadang belum mampu mengontrol diri mereka
sendiri untuk melakukan sesuatu yang mungkin akan memberi pengaruh buruk bagi
masa depannya. Bahkan seringkali mereka hanya sekedar ikut terjun dalam dunia
globalisasi tanpa tahu tujuan dan manfaat dari itu semua. Hal ini tentu akan
merubah pandangan hidup mereka. Pandangan dari masyarakat tradisional menjadi
masyarakat global yang tak tau aturan. Sungguh miris.
Inilah yang akan dikaji dalam makalah ini. Bagaimana
globalisasi mempengaruhi otak generasi muda bangsa Indonesia? Dan apa dampak
yang akan ditimbulkan oleh itu semua.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Globalisasi
a. Secara etimologi
Menurut
asal katanya, kata globalisasi diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial,
atau proses sejarah,
atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
b. Menurut para ahli
[ Kenneth N. Waltz : berpendapat bahwa kita
memandang globalisasi saling ketergantungan, dan itu saling ketergantungan yang
terkait dengan perdamaian dan kedamaian semakin terbangun dengan adanya
demokrasi.
[ Thomas L. Friedman : Globalisasi memiliki dimensi
ideologi dan teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas,
sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan
dunia.
[ Princenton N. Lyman : Pengertian globalisasi adalah
pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara
negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
[ Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah
proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial
budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
[ Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah jaringan
kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya
terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan
dunia
[ Lucian W. Pye, 1966 : Mengartikan globalisasi
sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh
dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah
terlihat semenjak lama.
[ Scholte :
Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal
ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun
menjadi semakin tergantung satu sama lain.
[ Steger :
Globalisasi adalah kondisi sosial yang ditandai dengan adanya interkoneksi
ekonomi, politik, budaya, dan lingkungan global dan arus yang membuat banyak
dari perbatasan saat ini sudah ada dan batas-batas tidak relevan.
[ Anthony
Giddens (1989) : Globalisasi merupakan proses peningkatan
kesalingtergantungan masyarakat. Ditandai oleh kesenjangan tingkat kehidupan
antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga (yang pernah dijajah
Barat dan mayoritas hidup dari pertanian).
[ Wikipedia
Ensiklopedia : Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah
yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar
bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga
batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
[ Selo
Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan
komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk
mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya terbentuknya
PBB, OKI
[ Achmad
Suparman : Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku)
sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
[ Joseph
Stiglitz : Globalisasi adalah integrasi lebih dekat dari negara dan penduduk dunia,
dibawa oleh pengurangan besar biaya transportasi dan komunikasi, dan
dipatahkannya rintangan buatan untuk arus barang,jasa, modal, pengetahuan, dan
orang di seluruh perbatasan.
[ Merriam
Webster Dictionary : Globalisasi adalah perkembangan ekonomi global yang
semakin terintegrasi ditandai terutama oleh perdagangan bebas, arus modal yang
bebas, dan menekan lebih murah pasar tenaga kerja asing.
[ Dr. Nayef
R.F. Al-Rodhan : Globalisasi adalah proses yang meliputi penyebab,
kasus, dan konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan
manusia dan non-manusia.
[ Kamus Besar
Bahasa Indonesia : Globalisasi berarti proses masuknya ke ruang
lingkup dunia.
2. Ciri-Ciri
Globalisasi
Berikut
ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia, diantaranya adalah sebagai berikut :
v Perubahan
dalam konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang
berbeda.
v Pasar dan
produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization(WTO).
v Peningkatan
interaksi kultural melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita
dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mendengar
gagasan serta mengetahui pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi
beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur,
dan makanan.
v Meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa
transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan
pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus
berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa
ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang
mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan
globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
3. Teori
Globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan
bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang
dapat dilihat, yaitu:
o Para globalis percaya
bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata
terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh
dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal
akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. Meskipun
demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi
terhadap proses tersebut.
Ø Para globalis
optimistis dan positif
menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa
globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung
jawab.
Ø Para globalis
pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif
karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika
Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang
homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari
mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
o Para tradisionalis tidak
percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini
adalah sebuah mitos semata atau jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan.
Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama
ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap
lanjutan atau evolusi dari produksi dan perdagangan kapital.
o Para transformasionalis berada
di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh
globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka
juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini.
Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai seperangkat
hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang
sebagian besar tidak terjadi secara langsung. Mereka menyatakan bahwa
proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau setidaknya
dapat dikendalikan.
4. Proses
Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi
adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya
hidup. Masyarakat indonesia khususnya generasi muda yang dulunya masih
hidup dalam lingkup tradisional sekarang berubah menjadi remaja yang modern.
Penuh gaya dan modis yang setara dengan remaja luar. Serta hal ini dapat dipicu
dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televisi baik
langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun
bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial ini, sehingga
memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri,
seperti meniru gaya punk, cara bergaul dan lain sebagainya.
Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar,
seperti:
b.
patuh hukum
c.
kemandirian;
d.
keterbukaan;
e.
rasionalisasi;
f.
etos kerja;
g.
kemampuan memprediksi;
h.
efisiensi dan produktivitas;
i.
keberanian
bersaing;
j.
manajemen resiko.
Globalisasi
terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
b.
lembaga keagamaan;
c.
indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d.
wisata mancanegara;
e.
saluran komunikasi dan
telekomunikasi internasional;
f.
lembaga internasional yang mengatur peraturan
internasional; dan
g.
lembaga kenegaraan seperti hubungan
diplomatik dan konsuler.
5. Sekilas
tentang Generasi Muda
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini
memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode
perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja adalah masa peralihan.
Periode
ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan
harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan
dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode
ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang
dituntut oleh lingkungan.
b. Masa remaja adalah periode
perubahan.
Terdapat
lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, (1) peningkatan
emosionalitas, (2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, (3)
perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan
masalah baru, (4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula
perubahan nilai, dan (5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan
yang terjadi.
c. Masa remaja adalah usia
bermasalah.
Pada
periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki
maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua alasan yaitu : pertama, pada saat anak-anak paling
tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan
sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk
mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru,
sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan
tersebut.
d. Masa remaja adalah masa pencarian
identitas diri.
Pada
periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi
remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan
berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja
untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil,
pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
e. Masa remaja adalah usia yang
ditakutkan.
Masa
ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan.
Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja
mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para
remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta
bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan masalahnya.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak
realistis.
Remaja
memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka
memandang dirinya dan orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya
sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya. Aspiriasi yang
tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga dan
teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan
kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.
g. Masa remaja adalah ambang dari masa
dewasa.
Pada
saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka
merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka
mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang
dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan
perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti
merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan
seksual.
Dari beberapa karakteristik di atas dapat kita simpulkan
bahwa masa remaja (generasi muda) masih sangat labil. Mereka berada dalam tahap
pencarian identitas diri, sehingga seringkali remaja memiliki sifat ingin tahu
sangat tinggi. Apapun hal baru akan senantiasa mereka cobakan selagi mampu,
sekalipun ada hambatan dari orang tua ataupun lingkungan. Inilah yang nantinya
akan menyebabkan mereka jatuh dalam jurang kesalahan jika tidak memiliki
kesadaran diri serta pengawasan dari orang tua masing-masing.
6. Dampak
Positif dan Negatif Globalisasi
Arus globalisasi begitu cepat
merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi
terhadap anak muda juga begitu kuat yang mana telah membuat banyak remaja
kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Ada pengaruh yang
positif ada juga pengaruh yang negatif.
Indonesia adalah negara yang
masyarakatnya mempunyai etika yang baik. Tapi saat ini banyak sekali remaja
yang tidak sopan, tidak menghormati orang yang lebih tua darinya. Mungkin itu
adalah pengaruh negatif dari Globalisasi. Dan itu menyebabkan pergaulan bebas,
narkoba, dan lain-lain. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul
dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi terhadap
generasi muda adalah sebagai berikut :
1.
Dampak Positif
a)
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Di zaman saat Indonesia sedang di
jajah dan setelah merdeka, tidak banyak dari remaja Indonesia saat itu yang
dapat menempuh jenjang pendidikan. Hanya sebagian remaja anak dari bangsawan
yang dapat menempuh jenjang pendidikan. Beberapa tahun setelah itu, sudah mulai
terlihat peningkatan jumlah remaja yang menempuh jenjang pendidikan.
Walaupun demikian, jalan untuk
menempuh pendidikan tidak semudah yang dibayangkan. Tidak sedikit dari mereka
yang memiliki seragam sekolah dan buku pelajaran. Kebutuhan sekolah mereka
masih sangat minimum untuk didapatkan. Masa demi masa, perkembangan mulai
meningkat. Kini hampir seluruh remaja sudah dapat dengan mudah untuk mengenyam
pendidikan apalagi dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah yang
diberikan oleh pemerintah. Bahkan pada masa kini, perkembangan ilmu pengetahuan
sudah diikuti dengan perkembangan media elektronik, seperti televisi dan
internet.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong
untuk berpikir lebih maju.
b)
Perkembangan Media Komunikasi dan
Elektronik
Pada zaman dahulu, media elektronik yang berkembang dalam
masyarakat masih sangat minim seperti radio, televisi hitam putih serta telepon
yang belum secanggih era ini. Berbanding terbalik dengan saat ini. Masyarakat
dihadapkan pada alat-alat canggih. Sebut saja MP3 player, laptop, LCD TV,
handphone dan berbagai macam peralatan canggih lainnya.
c)
Perkembangan Budaya
Dengan
adanya globalisasi masyarakat khususnya indonesia menjadi lebih terbuka akan
budaya luar. Mereka tidak hanya terpaku pada budaya indonesia sendiri. Sehingga
pengetahuan yang mereka peroleh dari luar dapat memperkuat dan melahirkan
ide-ide baru akan mode. Serta dengan adanya globalisasi ini budaya indonesia
dapat dikenal bahkan diminati oleh negara-negara dari luar.
d)
Perubahan Tata Nilai dan Sikap.
Adanya
modernisasi
dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan
sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
e)
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.
Dibukanya
industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.
Dampak Negatif
a)
Pola Hidup Konsumtif.
Perkembangan
industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.
Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak
pilihan yang ada. Ini menyebabkan masyarakat sederhana dapat berubah ke arah
yang lebih konsumtif karena adanya berbagai pilihan tersebut.
b)
Sikap Individualistik.
Masyarakat
merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial.
c)
Gaya Hidup Kebarat-baratan.
Tidak
semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya tersebut
masuk tanpa ada filter dari masyarakat sehingga menyebabkan lunturnya budaya
asli yang harusnya dipertahankan. Sebut saja dalam hal berpakaian. Masyarakat
indonesia khususnya remaja seringkali mengikuti style barat yang tidak senonoh
dan bahkan bertentangan dengan hukum di Indonesia.
d)
Kesenjangan Sosial.
Apabila
dalam suatu komunitas masyarakat
hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi
dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara
individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini tentu akan menimbulkan
kesenjangan sosial pada masyarakat kita, Indonesia.
7. Globalisasi
dan Pandangan Hidup Generasi Muda
Kehadiran globalisasi tentu
berpeengaruh bagi masyarakat kita Indonesia, terutama di kalangan muda. Seperti
yang telah diungkap sebelumnya, bahwa globalisasi dapat memberikan dampak
positif maupun negatif bagi kita. Terlebih lagi jika dilihat aplikasinya pada
kehidupan generasi muda. Dari luar saja kita dapat menilai bahwa globalisasi
telah merasuk cukup dalam bagi kehidupan mereka.
Remaja yang dipandang sebagai
jenjang dari masa kanak-kanak menuju suatu proses yang disebut dengan
kedewasaan memang cenderung menjadi topik utama dalam pembahasan globalisasi.
Karena mereka adalah subjek yang sangat berpengaruh dengan munculnya globalisasi
pada era serba canggih ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
santapan sehari-hari bagi mereka yang haus akan perubahan. Serba simple dan
cepat itulah moto hidup mereka. Karena itulah mereka sangat terbuka dengan
kemajuan zaman yang sebenarnya memang menitikberatkan pada kebutuhan remaja.
Namun, tak selalu sesuatu itu
bernilai positif. Sekalipun tujuan awalnya memang baik, tapi terkadang dalam
penerapannya masih ditemukan kesenjangan yang menghasilkan pengaruh negatif.
Lihat saja pada masalah globalisasi ini. Secara tidak langsung, globalisasi
telah merubah pandangan hidup generasi muda bangsa ini. Nilai-nilai yang dulu
ada disini, sekarang hilang ditelan zaman. Nilai kesopanan, etika dan budaya
sudah hilang dalam pikiran remaja Indonesia. Mereka lebih tahu dan kenal dengan
budaya-budaya dan trend yang datang dari luar.
Pola pikir dan pandangan yang
awalnya baik sekarang berubah ke arah yang lebih buruk. Bagi mereka berpakaian
minim dan tak tau aturan adalah trend yang harus mereka ikuti. Padahal cara
berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak
ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih
suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda
yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa
peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya
geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika diabaikan sisi negatifnya,
terkadang globalisasi juga memberikan pandangan yang positif. Berbagai peralatan canggih yang
lahir di era globalisasi dapat mempermudah berbagai sisi kehidupan manusia.
Tidak terkecuali generasi muda. Misalnya saja dalam hal pendidikan. Dengan
adanya laptop, handphone, dan akses internet dapat mempermudah mereka untuk
mendapatkan informasi seputar pelajaran mereka. Teknologi yang mempermudah
serta kecepatan akses dapat mempengaruhi pandangan hidup generasi muda.
Dari beberapa uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa globalisasi benar-benar telah merubah pandangan hidup remaja
kita.
8. Cara
Menanggulangi Efek Buruk Globalisasi pada Generasi Muda
Ketidakberdayaan tradisi dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya tidak boleh dibiarkan begitu
saja. Upaya-upaya pembakuan dan globalisasi yang mengarah pada proses
pembunuhan tradisi harus dilawan, karena itu berarti pelenyapan atas sumber
lokal yang diawali dengan krisis identitas lokal.
Upaya-upaya pembangunan jati diri
bangsa Indonesia, termasuk didalamnya penghargaan nilai budaya dan bahasa,
nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang dirasakan
semakin memudar dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dalam kenyataannya
didalam struktur masyarakat terjadi ketimpangan sosial, baik dilihat dari
status maupun tingkat pendapatan. Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu
menyebabkan orang kehilangan harga diri. Budaya lokal yang lebih sesuai dengan
karakter bangsa semakin sulit dicernakan sementara itu budaya global lebih
mudah merasuk.
Dalam kasus Globalisasi Media,
sekarang di Indonesia bermunculan lembaga-lembaga media watch yang keras
sebai pers sebagai jawaban atas makin maraknya penerbitan yang tidak memperhitungkan
masalah etika dan kode etik. Dimana melalui media massapun, kita dapat
membangun media publik, karena media mempunyai kekuatan mengkonstruksi
masyarakat. Misalnya melalui pemberitaan tentang dampak negatif pornografi.
Komentar para ahli dan tokoh-tokoh masyarakat yang anti pornogrfi dan anti
media pornografi serta tulisan-tulisan, gambar dan surat pembaca yang berisikan realitas yang dihadapi
masyarakat dengan maraknya pornografi, maka media dapat dengan cepat
mengkontruksikan masyarakat secara luas karena jangkauannya jauh.
Dalam masyarakat terutama di
daerah pedesaan, dikenal adanya opinion leader atau pembuka pendapat
atau tokoh masyarakat. Mereka mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk bertindak laku dalam cita-cita tertentu. Menurut Rogers (1983): ”pemuka
pendapat memainkan peranan penting dalam penyebaran informasi. Melalui hubungan
sosial yang intim, para pemuka pendapat berperan menyampaikan pesan-pesan,
ide-ide dan informasi-informasi baru kepada masyarakat”. Melalui pemuka
pendapat seperti tokoh agama, sesepuh desa, kepala desa, pesan-pesan tentang
bahaya media pornografi dapat disampaikan.
Tapi yang lebih penting lagi
adalah ketegasan Pemerintah dalam menerapkan hukum baik Undang-Undang Pers,
Undang-Undang Perfilman dan Undang-Undang Penyiaran secara tegas dan konsisten
disamping tentu saja partisipasi dari masyarakat untuk bersama-sama mencegah
dampak buruk dari globalisasi media yang kalau dibiarkan bisa menghancurkan
negeri ini.
Kemudian hal yang tidak kalah
pentingnya dalam menghadapi globalisasi budaya adalah nilai-nilai kearifan
lokal bukanlah nilai usang yang harus dimatikan, tetapi dapat bersinergi dengan
nilai-nilai universal dan nilai-nilai modern yang dibawa globalisasi. Dunia internasional
sangat menuntut demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan hidup menjadi agenda
pembangunan di setiap negara. Isu-isu tersebut dapat bersinergi dengan
aktualisasi dari filosofi lokal yang dimiliki Indonesia, misalnya di Bali yang
dikenal dengan ”Tri Hita Karana”, yang mengajarkan pada masyarakat Bali,
bagaimana harus bersikap dan berperilaku yang selalu mengutamakan harmoni,
keselarasan, keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam
melaksanakan hidup.
Beberapa cara mengantisipasi dampak
negatif globalisasi adalah sebagai berikut:
Ø Kerjasama yang selaras antara pihak sekolah baik
tingkat SD, SMP, SMA, dan Universitas maupun lembaga sejenis dengan pihak
wali/orang tua siswa dalam hal pengawasan kegiatan di dalam maupun di luar
sekolah.
Ø Berikan porsi pendidikan mental spiritual keagamaan
yang sepadan baik di sekolah, maupun di lingkungan keluarga.
Ø Orang tua harus pro aktif dalam menanyakan kegiatan
yang dilakukan oleh anaknnya. Jangan dibiarkan berjalan sendiri tanpa arah.
Ø Usahakan anak menonton acara yang mendidik. Hindari sinetron
dan adegan cerita kaum dewasa.
Jangan
biarkan remaja seusia SD, SMP, menggunakan jasa internet tanpa didampingi,
bahkan menggunakan jaringan komputer yang tidak menggunakan sistem blokir
terhadap situs pornografi dan sebagainya. Apa lagi dibiarkan pergi ke warung
internet yang tertutup tanpa didampingi orang yang lebih bijak.
Ø Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal
semangat mencintai produk dalam negeri.
Ø Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila
dengan sebaik- baiknya.
Ø Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan
hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
Ø Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang
politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Oleh karena itu globalisasi yang
tidak terhindarkan harus diantisipasi dengan pembangunan budaya yang
berkarakter penguatan jati diri dan kearifan lokal yang dijadikan sebagai dasar
pijakan dalam penyusunan strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya.
Upaya memperkuat jati diri daerah dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai
budaya dan kesejarahan senasib dan sepenanggungan diantara warga sehingga perlu
dilakukan revitalisasi budaya daerah dan perkuatan budaya daerah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Saat ini kita hidup di zaman perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dimana semuanya serba canggih dan informasi dapat diakses
dimana-mana. Ini menyebabkan terjadinya proses interaksi secara global yang
mana sering disebut dengan istilah globalisasi. Menurut definisi globalisasi
merupakan suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara.
Secara tidak langsung perubahan akan globalisasi ini kian
terasa dalam masyarakat kita, terutama kaula muda. Mereka adalah subjek utama
penikmat globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar
pengaaruhnya dalam diri mereka. Baik itu pangaruh positif maupun negatifnya.
Dan jika ini terus dibiarkan maka perlahan namun pasti globalisasi akan merubah
pola pikir mereka dari yang dahulunya merupakan masyarakat tradisional, kaya
akan budaya bangsa, namun sekarang menjadi warga global yang dapat mengakses
dan mengikuti budaya apapun yang mereka mau.
Dilihat dari sisi positif ini tentu memberi efek baik bagi
masa depan mereka. Karena dengan adanya globalisasi ini kita dapat berfikir
lebih kristis serta dapat lebih memperluas pandangan hidup kita ke arah yang
modern. Namun, tak luput dari efek negatif ini juga bisa menjadi hal yang
menjatuhkan bangsa ini jika generasi mudanya tak mampu menjaga diri dari efek
buruknya. Karena jika remajanya baik maka baik pulalah bangsa tersebut.
Untuk itu, perlu adanya antisipasi aktif dari berbagai pihak
agar globalisasi dapat ditanggapi secara lebih kritis. Sehingga kita khususnya
remaja dapat menikmati pengaruh baiknya dan meminimalisir pengaruh buruk yang
mungkin akan ditimbulkan oleh globalisasi ini.
2. Saran
Arus globalisasi memang sudah sangat kuat mempengaruhi
bangsa ini. Dan perubahan yang signifikan dapat kita lihat pada prilaku remaja
yang akhir-akhir ini seperti berubah mengikuti perkembangan zaman. Jika hal
tersebut memberi efek baik bagi mereka tentu itu takkan jadi masalah. Tapi
terkadang, sesuatu takkan bernilai baik apabila terletak di tangan yang salah.
Oleh sebab itu, untuk menanggapi dan mengantisipasi dampak
buruk yang dapat dibawa oleh globalisasi perlu ditanamkan sikap berikut :
1.
Selektif dalam memilih style atau
budaya baru yang masuk ke negara ini. jangan semuanya diikuti, karena tak
seluruh budaya asing itu sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia.
2.
Dibutuhkan pengawan dari berbagai
pihak dalam menanggulangi efek buruk yang akan timbul pada remaja. Misalnya
saja orang tua, orang yang berpengaruh baik dimasyarakat, maupun negara,
pemerintah, pers bahkan petinggi negara. Karena ini masa depan bangsa berada
ditangan generasi muda.
Diposkan oleh
Daftar pustaka
No comments:
Post a Comment