Friday, 31 October 2014

Kapitalisme Ersatz

Kapitalisme Ersatz, itulah tesis utama yang dikemukakan oleh Yoshihara Kunio, seorang guru besar ilmu ekonomi di Pusat Studi Asia Tenggara Universitas Kyoto Jepang, ketika melakukan penelitian selama lebih kurang lima tahun sekitar tahun tujuhpuluhan, di lima negara Asia Tenggara, Filipina, Singapura, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Dia menjelaskan bahwa kata "Ersatz" berasal dari bahasa Jerman yang berarti pengganti atau substitusi. Kata ini kemudian dipakai dalam bahasa Inggris dengan arti yang sedikit berbeda "pengganti yang lebih inferior". Dengan demikian, kapitalisme ersatz berarti kapitalisme substitusi yang lebih inferior dibandingkan dengan kapitalisme yang asli.

Secara singkat Yoshihara menjelaskan bahwa kapitalisme di Asia Tenggara menjadi Ersatz karena dua hal. Pertama, di Asia Tenggara, campur tangan pemerintah terlalu banyak sehingga mengganggu prinsip persaingan bebas dan membuat kapitalisme menjadi tidak dinamis. Kedua, kapitalisme di Asia Tenggara tidak didasarkan perkembangan teknologi yang memadai sehingga tidak terjadi industrialisasi yang mandiri.

Yoshihara Kunio menyimpulkan bahwa kapitalisme yang terjadi di lima negara Asia Tenggara itu sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Jepang ataupun di Barat. Perbedaan itu muncul dari latar belakang politik masing-masing negara.

PENGERTIAN ILMU EKONOMI MENURUT PARA AHLI

Menurut Prof. Paul Anthony Samuelson

Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari-hari untuk mendapat dan menikmati kehidupan.

Menurut Suherman Rosydi

Ilmu akonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai kemakmuran.

Menurut Ensiklopedi Indonesia

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran serta gejala-gejala dan hubungan yang timbul dari usaha tersebut

Menurut Jack Hirshleifer

Ilmu ekonomi merupakan studi tentang keputusan dalam memilih di antara berbagai tindakan yang mungkin di ambil, atau ilmu ekonomi juga mempelajari apa yang terjadi bila keputusan bermacam-macam orang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Menurut Case and Fair Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat mengambil pilihan untuk menggunakan sumber daya yang langka yang telah disediakan oleh alam dengan generasi sebelumnya.
Menurut Adam Smith

Ilmu ekonomi merupakan ilmu secara sistematis memprlajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu

Menurut Alfred Marshall

Ilmu ekonomi merupakan ilmu atau studi yang mempelajari kehidupan manusia sehari-hari.

Menurut Von Neumann dan Mogenstern

Ilmu ekonomi merupakan disiplin ilmu yang saying sekali bila tidak diperlakukan secara tidak ilmiah karena para tokoh terkemukanya sibuk mengurusi solusi-solusi untuk menhadapi masalah-masalah mendesak pada saman itu.

Menurut M. Manullang

Ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari masysrakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya, baik yang berupa barang-barang maupun jasa).

Menurut Lipsey

Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Menurut Alfred W.

Ilmu ekonomi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu ilmu ekonomi deskriptif, teori ekonomi, dan ilmu ekonomi terapan.

Menurut Samuekon

Ilmu ekonomi merupakan sebuah studi yang menganalisis kerugian dan keuntungan meningkatkan pola-pola tertentu dalam pemakaian sumber daya.

Menurut Aristoteles

Ilmu ekonomi merupakan sebagai sutau cabang dapat digunakan dengan dua jalan yaitu kemungkinan untuk dipakai dan kemungkinan untuk ditukarkan dengan barang. Nilai pemakaian dan nilai pertukaran.

Menurut Khursid ahmad

Ilmu ekonomi merupakan suatu upaya sistematis yang mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungan dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang islam.

Menurut M. Akram Khan

Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan pertisipasi.

Menurut Amwal

Ilmu ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu atau studi yang memjelaskan tentang bagaimana menentukan keputusan yang efektif dalam mengelola sumber daya yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan individu/masyarakat.

Wednesday, 29 October 2014

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL


Di bab ini pengertian Pendapatan Nasional ada dua. Dalam analisa makroekonomi selalu digunakan istilah “pendapatan nasional” atau “national income” dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto.
Disamping itu ada arti lain dari “pendapatan nasional”, yaitu dengan menggunakan huruf besar untuk P dan N. Pengertian lain dari Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam sistem perhitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan Produk Nasional Neto pada harga faktor atau secara ringkas : Pendapatan Nasional.

            PENDAPATAN NASIONAL HARGA BERLAKU DAN HARGA TETAP
            Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari suatu periode ke periode lainnya. Dapat diramalkan bahwa apabila dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun tersebut, nilainya akan berbeda-beda dan menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pertambahan nilai tersebut disebabkan oleh dua faktor :
i.                  Pertambahan fisikal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dan,
ii.                  Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya.
            Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk dapat menghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan harus dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Nilai pendapatan nasional yang didapat dalam perhitungan secara ini dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil.
PENDAPATAN NASIONAL HARGA PASAR DAN HARGA FAKTOR
            Barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan dua cara, dengan menggunakan harga pasar dan dengan menggunakan harga faktor. Sesuatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila perhitungan nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli. Misalnya konsumen membeli baju dan sepatu di toko dengan harga Rp 40.000 dan Rp 60.000. dalam menghitung nilai baju dan sepatu ini ke dalam pendapatan nasional, nilai yang diperhitungkan adalah Rp 40.000 untuk sumbangan produksi baju kepada pendapatan nasional, dan Rp 60.000 untuk sumbangan produksi sepatu kepada pendapatan nasional.
            Apabila pendapatan  nasional ingin dihitung menurut harga faktor, sumbangan baju dan sepatu di atas kepada pendapatan nasional tergantung kepada jumlah pendapatan faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Misalkan pendapatan faktor produksi untuk memproduksikan baju dan sepatu masing-masing adlah Rp 30.000 dan Rp 50.000. dalam perhitungan pendapatan nasional menurut harga faktor, nilai yang disumbangkan oleh baju Rp 30.000 dan nilai yang disumbangkan oleh sepatu Rp 50.000. Hubungan antara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan secara persamaan di bawah ini :
Harga pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung - subsidi

PENDAPATAN NASIONAL BRUTO DAN NETO
            Dalam setiap harga pasar sesuatu barang termasuk nilai penyusutan (depresiasi), industri akan menggunakan barang modal (mesin, peralatan produksi, bangunan dan  perabotan kantor) untuk menghasilkan barang-barang mereka. Nilai barang modal tersebut akan semakin susut dari suatu periode ke periode lain. penyusutan nilai tersebut merupakan bagian dari biaya produksi, dan oleh sebab itu dalam setiap harga penjualan sesuatu barang termasuk nilai depresiasi barang modal. Dengan perkataan lain, dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional.
             Pendapatan nasional yang masih meliputi deprisiasi ninamakan Produk Nasional Bruto. Untuk memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari Produk Nasional Bruto. Dengan demikian : Produk Nasional Neto adalah Produk Nasional Bruto kurang depresiasi.
Deprisiasi= penyusutan          deflasemen=penggantian barang-barang
Bruto=kotor
neto=bersih
Data pendapatan nasional Cara pengeluaran akan  
i.memberikan gambaran tentang sampai di mana buruknya masalah ekonomi atau sampai di mana baiknya pertumbuhan ekonomi yang di capai dan tingkat kemakmuran yang sedang di nikmati
ii.memberikan informasi yang di butuhkan dalam analisis makro ekonomi.
Data pendapatan nasional dan komponen-komponen data yang dihitung dengan cara pengeluaran dapat digunakan sebagai dasar uantuk mengambil langka-langka dalam mengatasi masalah ekonomi yang di hadapi suatu negara
Data pn car pengeluaran C+I+G+(X-M)
Komponen pengeluaran agregat(AE) pendapatan nasional dengan cara pengeluaran mebedakan pengeluaran barang dan jasa yang di hasilkan dalam perekonomia dalam 4 unsur  komsumsi,inpenstasi,peneluaran pemerintah dan ekspor neto (ekspor-bruto)
Menghitung produk dometik bruto dan produk nasional bruto

PROSES PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA



1.    Rasa Ingin Tahu/Curiousity
Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusa. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri (antroposentris).
Rasa ingin tahu tidak dimiliki oleh makhluk lain, seperti batu, tanah, sungai, dan angin. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukanlah atas kehendaknya sendiri, tetapi akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.
Bagaimana halnya dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuhan-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada upayanya untuk mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang cenderung mencari sinar matahari atau akar yang cenderung mencari air yang kaya mineral untuk pertumbuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini terus berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana halnya dengan binatang yang juga menunjukkan adanya kehendak untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain?. Kita ambil contoh misalnya ubur-ubur. Binatang ini berpindah tidak atas kehendaknya sendiri. Namun, bagaimana halnya dengan binatang tingkat lebih tinggi yang nyata-nyata mempunyai kemampuan untuk mengadakan eksplorasi terhadap alam sekitarnya? Misalnya, ikan, burung, harimau, ataupun binatang yang sangat dekat dengan manusia, yaitu monyet. Tentunya burung-burung bergerak dari suatu tempat ke tempat lain didorong oleh suatu keinginan, antara lain, rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuknya sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah suatu tempat cukup aman untuk membuat sarang? Setelah mengadakan eksplorasi, tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempua pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa. Namun, pegetahuannya itu ternyata tidak berubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana halnya dengan monyet  yang begitu pandai? Apabila kita perhatikan baik-baik, kehendak mereka untuk mengeksplorasi alam sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Asimov (1972) disebut sebagai idle curiousity atau dalam buku lain disebut sebagai insting. Insting itu bekerja pada satu hal saja, yaitu mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu, mereka perlu makan, melindungi diri, dan berkembang biak.
Bagaimana dengan halnya manusia? Manusia juga memiliki insting seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu adanya kemampuan berpikir. Dengan kata lain, curiousity-nya tidak idle, tidak tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang, atau kemampuan berpikir. Setelah tahu tentang apa-nya mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu utnuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pembendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing sebagai senjata untuk berburu, tetapi juga berkembang sampai hal-hal yang menyangkut keindahan.
2.    Mitos
Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannnya itu.
Selanjutnya jawaban-jawaban atas pertanyaan yang dijawab oleh manusia dengan mereka-reka kemudian diterima sebagai pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul  disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia.
Keterbatasan alat indera manusia sebagai berikut:
1)    Alat Penglihatan
Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata, serta jarak pandang mata yang sangat terbatas.
2)    Alat Pendengaran
Frekuensi pendengaran manusia terbatas pada getaran dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000 per detik, lebih kecil ataupun lebih besar dari itu maka tidak dapat terdengar lagi oleh pendengaran manusia.
3)    Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dikecap maupun yang diciumnya, karena sensor penciuman pada hidung dan pengecap pada lidah memiliki kemampuan terbatas dalam mengidentifikasi apa yang sedang dikecap atau dicium. Alat pengecap hanya dapat membedakan 4 macam rasa, sedangkan alat penciuman dapat mencium bau apabila konsentrasinya di udara sudah lebih dari sepersepuluh juta bagian.
4)    Alat Perasa
Alat perasa pada manusia dapat membedakan panas dan dingin. Namun, hal tersebut bersifat relatif pada tiap individu sehingga tidak dapat dijadikan sebagai alat observasi yang tepat.
Pada tiap manusia memiliki kemampuan alat indera yang berbeda. Akibat keterbatasan alat indera inilah yang memungkinkan terjadinya salah informasi, salah tafsir atau salah pemikiran. Manusia telah berupaya meningkatkan ketepatan alat indera dengan cara dilatih maupun bantuan alat, akan tetapi masih belum bisa menghapus keterbatasan tersebut.

Mitos dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
a.    keterbatasan pengetahuan yang disebabkan oleh keterbatasan penginderaan, baik langsung maupun dengan alat,
b.    keterbatasan penalaran manusia pada masa itu,
c.    telah terpenuhi hasrat ingin tahunya.

3.    Mitos Antara Pro dan Kontra
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya, sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus. Itulah sebabnya mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada masa itu.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas terjadi pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang Babylonia tentang alam semesta antara lain adalah bahwa alam semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup. Lantainya adalah bumi yang datar, sedangkan langit dengan bintangnya merupakan atapnya. Di langit ada semacam jenndela yang memungkinkan air hujan dapat sampai ke bumi. Adapun perhitungan bidang edar matahari sama dengan 362,25 hari.
Horoskop atau ramalan nasib manusia berdasarrkan perbintangan juga berasal dari aman Babylonia ini. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada juga pada masa kini, dapat menerima karena pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengalaman tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidup yang mereka hadapi.
Karena kemampuan berpikir manusia semakin maju dan disertai pula oleh perlengkapan pengamatan, misalnya teropong bintang, mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan, dan mereka cenderung menggunakan akal sehat atau rasionya.

Orang-orang Yunani lainnya yang patut dicatat sebagai pelopor perubahan pola masa itu ialah sebagai berikut ini.
1.    Anaximander (610-546 SM)
Seorang pemikir yang sezaman denga Thales berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat itu berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya. Langit dan segala isinya beredar mengelilingi bumi. Pendapat ini bertahan hingga dua abad lamanya. Ia juga mengajarkan pembuatan jam matahari atau petunjuk waktu, yaitu dengan menegakkan sebuah tongkat di atas bumi yang horizontal, dan menentukan bahwa bayangan tongkat itu menjadi petunjuk waktu dan juga titik balik matahari.
2.    Anaximenes (560-520 SM)
Berpendapat bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air. Namun, air merupakan salah satu bentuk saja. Ia dapat merenggang menjadi api (gas) atau memadat menjadi tanah (padat). Inilah yang disebut teori pertama tentang transmutasi unsur-unsur. Namun Herakleitos (560-470 SM) menentang pendapat itu. Ia berpendapat bahwa apilah yang menyebabkan adanya transmutasi tanpa air, benda-benda akan tetap seperti adanya.
3.    Pythagoras (+500 SM)
Menyatakan bahwa unsur dasar ada empat, yaitu tanah, air, api, dan udara. Pythagoras juga menemukan hukum dalam perhitungan matematika yang dikenal sebagai dalil Pythagoras. Tentang alam semesta, Pythagoras berpendapat bahwa bumi ini bulat dan berputar. Karena berputar maka tampak seolah-olah alam berputar mengelilingi bumi.
4.    Demokritos (460-370 SM)
Berkaitan dengan permasalahan tentang unsur dasar, Demokritos berpedapat bahwa bila suatu benda dipecah atau dibagi secara terus-menerus, pada suatu saat akan sampailah pada bagian terkecil dari benda itu. Bagian terkecil dari benda itu yang tak dapat dibagi-bagi lagi disebut atomos atau atom. Karena kecilnya, atom itu tidak tampak oleh mata. Kata atom inilah yang kita pakai sampai sekarang, tentunya dengan konsep yang berbeda dengan konsep atom Demokritos.
5.    Empedokles (480-430 SM)
Berdasarkan ajaran Pythagoras tentang empat unsur dasar, ia memperkenalkan adanya tenaga penyekat atau tarik-menarik dan tenaga pemisah atau tolak-menolak, kedua tenaga inilah yang mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur tadi.
6.    Plato (427-347 SM)
Mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan para ahli sebelumnya. Ia menghindari pemikiran yang terlalu materialistik, seperti Demokritos dan Empedokles. Menurut Plato, keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya merupakan suatu duplikat saja dari sesuatu yang kekal dan immaterial.
7.    Aristoteles (348-322 SM)
Ia adalah pemikir terbesar pada zamannya karena berrhasil membukuka intisari dari ajaran para ahli sebelumnya. Tentang unsur dasar, ia menyebutkan adanya zat tunggal yang disebut hule. Bentuk zat tunggal ini bergantung dari kondisinya, dapat berbentuk tanah, air, udara, atau api. Adanya transmutasi disebabkan oleh keadaan dingin, lembap, panas, dan kering. Ia juga berpendapat bila di suatu tempat tidak ada apa-apanya (benda), di situ pasti ada sesuatu yang immaterial, yaitu ether (bukan ether yang kita kenal sebagai senyawa kimia). Ajaran Aristoteles yang penting adalah suatu pola berpikir dalam memperoleh kebenaran berdasarkan logika. Tentang alam semesta, Aristoteles juga percaya bahwa bumi itu berbentuk bulat dan merrupakan pusat dari alam semesta yang beredar mengelilinginya.
8.    Ptolomeus (151-127 SM)
Berpendapat bahwa bumi merupakan pusat dari jagad raya, berbentuk bulat, diam setimbang tanpa tiang penyangga. Bintang-bintang menempel tetap pada langit dan berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang.
9.    Nicolous Copernicus (1473-1543)
Mempelopori pemikiran prinsip heliosentrisme (pusat matahari) dengan pokok ajaran sebagai berikut:
a.    Matahari adalah pusat sistem solar sedangkan bumi adalah salah satu planet di antara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
b.    Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
c.    Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatka adanya siang dan malam da pandangan gerakan bintang-bintang.
10.    Johannes Kepler (1571-1630)
Ia mengungkapkan pendapatnya antara lain:
a.    Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk elips dengan suatu fokus.
b.    Bila ditarik garis imajinasi dari plaet ke matahari dan ia bergerak menurut garis edarnya, luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu yang sama adalah sama.
c.    Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari secara penuh sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari. 
11.    Galileo (1564-1642)
Menemukan teleskop dan berani mengumumkan penemuannya meskipun bertentangan dengan pandangan penguasa. Ia membenarkan dengan ajaran agama yang homosentris atau geosentris. Lebih jauh, ia mengemukakan bahwa ada empat buah bulan yang mengelilingi Yupiter, adanya gunung-gunung di bulan dan suatu bintik hitam di matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari, adanya Milky Way atau Bima Sakti. Dan yang sangat menakjubkan adalah ditemukannya cincin Saturnus.
Masa Copernicus sampai Galileo dapat kita anggap sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern, yang menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimentasi. Dapatlah disimpulkan bahwa daratan pemikir Yunani dari Thales sampai Ptolomeus mempunyai kesamaan bahwa bumi merupakan pusat jagat raya. Pandangan ini disebut geosentris. Tentang bentuk bumi, pendangan mereka mengalami perkembangan, yaitu dari bumi itu datar (Babylonia) lalu bumi itu seperti piring mengapung di atas air (Thales), sampai bumi itu bulat (Pythagoras, Aristoteles, Ptolomeus).
Perubahan pola berpikir terjadi pula pada adanya unsur dasar atau elemen dasar. Pada zaman Babylonia, orang menganggap semua benda diciptakan oleh dewa-deewa seperti apa adanya. Pada zaman Yunani, orang berpendapat bahwa benda itu tidak begitu saja terbentuk. Semua benda terjadi dari unsur dasar yang sederhana dan berbentuk beraneka ragam melalui suatu proses.
Adanya unsur dasar juga berkembang dari suatu zat tunggal, yaitu udara yang dapat berubah bentuk menjadi tiga, yaitu air, api, dan tanah (Anaximenes) berkembang menjadi empat yaitu tanah, air, udara, dan api yang dapat mengadakann transmutasi yang disebabkan oleh panas, dingin, kering, dan lembab (Pythagoras, Aristoteles).
Selanjutnya, Copernicus, Kepler, dan Galileo merupakan pelopor ilmu pengetahuan modern dengan metode induksinya. Dengan kesempurnaan alat teropongnya mereka menolak ajaran Aristoteles tentang geosentrisme dan sebagainya. Mereka beranggapan matahari sebagai pusat system tata surya (heliosentrisme). Penemuan-penemuan mereka antara lain:
•    Bulan mengelilingi bumi dan bersama bumi mengeliligi matahari;
•    Bumi beserta planet-planet lain beredar mengelilingi matahari melalui garis edar berbentuk elips;
•    Matahari merupakan salah satu bintang dari Milky Way (Bima Sakti) yang anggotanya bermilyar bintang;
•    Jagat raya ini tak terbatas.