Tuesday, 8 January 2013

Imam Jawad dan Keridhaan Allah Swt

Imam Jawad dan Keridhaan Allah Swt


 
Setiap Imam dari Ahlul Bait as di setiap zamannya merupakan sosok termulia dan terpandai. Mereka memiliki metode berbeda untuk menyampaikan ajaran suci Rasulullah. Kepatuhan kepada Allah Swt merupakan landasan hidup para Imam Ahlul Bait. Oleh karena itu, mereka sangat peka terhadap masalah seperti keadilan, menyelamatkan manusia dari penyembahan selain Allah dan meluruskan hubungan pribadi serta sosial.

Meski para Imam dalam sejumlah masalah kecil tidak berhasil mendirikan pemerintahan, namun dalam pandangan mereka kekuasaan dan pangkat hanya sarana untuk menegakkan keadilan, hak, menghancurkan kebatilan dan menegakkan agama Tuhan. Namun mengingat para Imam di setiap prilakunya merupakan manifestasi nilai-nilai luhur kemanusiaan dan moral maka secara tidak langsung kharisma mereka menempati setiap lubuk hati manusia.

Imam Jawad as dilahirkan pada tahun 195 Hijriah di kota Madinah. Imam Jawad as sejak kecil hingga menginjak usia remaja telah dikenal akan keilmuan, kefasihan, kesabaran dan ketakwaan. Beliau memiliki kecerdasan dan cara penyampaian yang lugas. Meskipun usianya masih muda belia, tapi dari sisi keilmuan dan keutamaan beliau telah disejajarkan dengan tokoh-tokoh masa itu. Dalam sejarah disebutkan, saat musim haji sekitar 80 orang ahli fiqih dari Baghdad dan kota-kota lain menuju Madinah untuk bertemu dengan Imam Jawad as. Mereka mencecar Imam dengan pelbagai pertanyaan ilmiah, namun Imam Jawad as dengan tenang dan mantap menjawab semua yang ditanyakan. Kejadian ini memupuskan segala keraguan yang selama ini menggelayut benak mereka.

Imam Jawad as hidup sezaman dengan dua khalifah Bani Abbasiah, Makmun dan Mu`tashim al-Abbasi. Sementara itu, pemerintahan Bani Abbasiah terkenal menyimpang dari ajaran Islam. Mereka hanya menampilkan keislaman secara zahir. Di saat yang sama pemerintahan Bani Abbasiah juga memiliki program terencana untuk mengubah ajaran suci Islam. Sementara itu, sikap anti dan penentangan yang ditunjukkan Imam Jawad terhadap pemerintah berkuasa mendapat reaksi luas. Sikap Imam ini juga menjadi sebab kehidupan beliau senantiasa menghadapi rongrongan dari penguasa.

Imam Jawad seperti para Imam Ahlul Bait lainnya tidak tinggal diam menyaksikan kezaliman dan penyimpangan yang dilakukan penguasa Abbasyiah. Kebenaran terus disampaikan Imam meski kepada masyarakat dalam kondisi yang sesulit apapun. Keberanian, ketegasan dan perlawanan beliau terhadap kezaliman penguasa membuat Bani Abbasyiah tak mampu membiarkan beliau untuk bebas bergerak dan membiarkannya terus hidup. Oleh karena itu, penguasa Bani Abbasiah meneror Imam Jawad di usia yang relatif muda, 25 tahun.

Salah satu usaha penting Imam di bidang budaya adalah meriwayatkan hadis sahih dari Rasulullah dan para Imam Ahlul Bait serta menjelaskannya kepada umat Islam. Kita pun kini menyaksikan warisan tak ternilai dari Imam Jawad berupa hadis dan petuah-petuah suci beliau. Selain meriwayatkan hadis, Imam Jawad juga aktif di tengah-tengah masyarakat menyebarkan budaya dan ajaran Islam. Imam juga tak kenal lelah memberikan petunjuk soal ekonomi dan kebutuhan pemikiran umat.

Di antara metode yang ditempuh Imam Jawad untuk melaksanakan perintah Allah adalah menciptakan relasi kuat antara manusia dan al-Quran. Menurut beliau ayat-ayat suci al-Quran harus merata di tengah masyarakat dan umat Islam di setiap ucapan serta prilakunya mencontoh ajaran al-Quran. Imam menandaskan bahwa mencari kerelaan Allah merupakan kunci kebahagiaan manusia. Dengan bersandar pada ajaran al-Quran, Imam menekankan kerelaan dan keridhaan Allah di atas segala sesuatu. Di ayat ke 72 Surat Taubah, Allah Swt menjelaskan bahwa kerelaan-Nya bagi seorang mukmin lebih utama dari segala sesuatu termasuk surga.

Imam Jawad as meminta masyarakat untuk senantiasa memikirkan kerelaan Allah Swt. Dalam hal ini beliau memberikan wejangan kepada umat Islam. Beliau bersabda, "Tiga hal dapat mengantarkan manusia kepada ridha Allah; banyaknya istighfar, keramah-tamahan dan banyak bersedekah. Tiga hal jika dimiliki oleh seseorang, ia tidak akan menyesal; tidak terburu-buru, bermusyawarah dan bertawakal kepada Allah ketika ia sudah mengambil keputusan".

Salah satu nikmat Ilahi bagi manusia adalah beristighfar dan bertaubat. Taubat dan istighfar merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu Ilahi bagi hambaNya. Dengan bertaubat, dosa-dosa yang ada tersapu bersih dan manusia memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri serta memperbaiki kesalahannya dengan melakukan perbuatan bajik. Oleh karena itu, dalam bertaubat manusia dilarang bermain-main. Taubat harus dilakukan dengan serius, karena penyesalan membawa beban di pundak manusia.

Istighfar berarti meminta pengampunan. Artinya manusia meminta Allah mengampuni kesalahannya dan mengharap dirinya masuk dalam rahmat Ilahi. Imam Ali as terkait hal ini berkata," Di alam ini terdapat dua sarana untuk menyelamatkan manusia dari siksaan Allah. Pertama adalah keberadaan Rasulullah yang terputus dengan wafatnya beliau. Namun sarana kedua kekal hingga hari Kiamat. Sarana itu adalah istighfar. Oleh karena itu, berpegang teguhlah dengan istighfar dan jangan sekali-kali kalian lepas.

Istighfar dapat menjadi perantara untuk menyingkirkan azab dunia dan akhirat yang ditimbulkan oleh perbuatan jelek manusia. Salah satu dampak dari istighfar menurut al-Quran adalah mencegah azab Ilahi, pengampunan dosa serta menambah rizki, kesejahteraan dan usia. Sikap ramah, menurut Imam Jawad dapat menuntun manusia mencapai keridhaan Allah. Di metode pertama (istighfar) Imam menjelaskan hubungan antara seorang hamba dan Tuhan. Metode kedua dan ketiga mengajarkan manusia bagaimana berinteraksi dengan sesamanya. Artinya keridhaan Allah dapat dicapai seseorang dengan melayani dan mengabdi kepada sesamanya.

Pastinya sifat ramah tamah membuat seseorang menjadi tawadhu (rendah hati) dan tidak congkak, karena kesombongan membuat seseorang tak segan-segan berlaku zalim kepada sesamanya. Metode ketiga menurut Imam Jawad untuk mencapai keridhaan Tuhan adalah bersedekah. Imam Jawad sendiri terkenal karena kedermawanannya sehingga dijuluki al-Jawad. Dengan demikian beliau sendiri telah memberi contoh kepada umatnya dan tidak sekedar menganjurkan.

Infak dan sedekah banyak disinggung dalam al-Quran. Ibarat ini disebut al-Quran setelah shalat yang merupakan ibadah paling urgen bagi manusia. Dengan demikian menurut Imam Jawad penghambaan memiliki dua sayap. Sayap pertama, interaksi dengan Allah dan sayap kedua interaksi dengan sesama manusia dengan penuh tawadhu. Sifat tawadhu pada diri manusia dapat dipupuk dengan membiasakan diri memberi sedekah dan berinfak.

Setiap manusia berhak mengeluarkan hartanya dengan berinfak di jalan Allah. Namun demikian jangan sampai manusia memaksakan diri sehingga dirinya malah mendapat kesulitan. Infak dan berbuat baik dengan segala bentuknya khususnya bersedekah merupakan salah satu jalan bagi manusia untuk mencapai keridhaan Allah Swt. Karena manusia dengan kerelaannya mengeluarkan hartanya di jalan Allah. Orang seperti ini telah melepas keterikatan dirnya dengan materi demi keridhaan Allah. (IRIB Indonesia)

KEADILAN ILAHI


Salah satu pokok mazhab Syi’ah adalah keadilan Ilahi. Karena keadilan adalah salah satu sifat kesempurnaan dan Allah memiliki seluruh sifat kesempurnaan serta terbebaskan dari segala bentuk kekurangan. Oleh karena itu, kezaliman dan kejelekan tidak akan ditemukan di dalam diri Allah. Karena kezaliman dan kejelekan adalah salah satu kelakuan tak layak yang bersumber dari kebodohan, ketidakmampuan dan rasa membutuhkan. Sedangkan Allah mengetahui segala sesuatu, mampu atas segala sesuatu dan tidak membutuhkan kepada suatu apa pun. Atas dasar ini, seorang Muslim harus meyakini bahwa Allah adalah Maha Adil dan telah mengaktualisasikan keadilan dalam setiap pekerjaan-Nya.

Dalam al-Quran yang mulia disebutkan:
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَ الْمَلاَئِكَةُ وَ أُولُوا الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ

“Allah bersaksi sedangkan Ia selalu melakukan keadilan bahwa tiada Tuhan selain Ia. Begitu juga para malaikat dan orang-orang yang berilmu.”[1]

Kesimpulannya, berdasarkan hukum akal, ayat dan hadis dapat dibuktikan bahwa Allah adalah Maha Adil. Segala yang diciptakannya, Ia telah menciptakannya dengan keteraturan, ukuran dan kalkulasi tertentu. Seluruh alam semesta ini didominasi oleh keseimbangan dan keserasian. Rasulullah saw bersabda: “Langit dan bumi tegak dengan keadilan.”

Dunia bak garis, tahi lalat, mata dan alis mata ** segala sesuatu di tempatnya masing-masing jitu.

Kita mengakui bahwa kita tidak memiliki pengetahuan sempurna tentang alam semesta ini dan belum meneliti seluruh makhluk yang berada di dalamnya, dan kita tidak akan pernah mampu untuk itu. Akan tetapi, setiap kali kita mengetahui satu sisi dari alam semesta ini, kita hanya menyaksikan keteraturan, kalkulasi (yang jitu) dan keadilan di situ. Dari sini kita dapat meyakini keadilan Pencipta alam semesta ini.

Atas dasar ini, Allah adalah Maha Adil, baik dalam penciptaan maupun di dalam perhitungan pada hari Kiamat. Ia menciptakan setiap kejadian, pahala dan siksa di tempatnya masing-masing berdasarkan kemaslahatan dan keberhakan (setiap makhluk). Hak setiap makhluk belum pernah dizalimi dan tidak akan pernah dizalimi. Segala bentuk kekurangan, keburukan, bahaya, kejelekan dan lain-lain (yang kita saksikan di dunia ini) adalah hasil perbandingan titik lawannya, seperti kebaikan, kemakmuran dan manfaat. Jika tidak, segala sesuatu di tempatnya masing-masing dan setiap kondisi dalam kondisinya masing-masing dan dibandingkan dengan keseluruhan sistem alam semesta ini adalah tepat dan kebaikan belaka.

Tak ada kejelekan mutlak di dunia ini ** kejelekan adalah perbandingan ketahuilah ini.

Allah telah menciptakan setiap orang sebagai makhluk yang dapat memilih dan memberikan kepadanya akal supaya ia dapat membedakan antara yang baik dan jelek. Ia juga telah mengutus para nabi supaya membantunya dalam menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mengajaknya untuk menempuh jalan kebahagiaan dan kebaikan dan mencegah mereka dari melakuan setiap kejelekan dan segala yang mendatangkan kesengsaraan. Semua itu adalah sangat tepat, kemaslahatan dan kebaikan. Dengan demikian, ketika ia memilih kebaikan, ia berhak mendapatkan pahala dan jika ia memilih jalan keburukan, ia berhak menerima balasan. Dan berdasarkan keadilan, Allah akan memberikan pahala kepada orang yang berbuat kebaikan dan memberikan balasan kepada orang yang berbuat kejahatan sesuai dengan kejahatannya. Dan hal ini adalah keadilan murni dan tidak dapat dianggap sebagai sebuah kezaliman.

Dalam al-Quran Ia berfirman:
وَ نَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا

“Dan pada hari Kiamat Kami akan mendirikan timbangan-timbangan yang adil. Dengan demikian, tak seorang pun dapat terzalimi.”[2]

Dalam ucapan sebagian ulama disebutkan bahwa Allah berfirman: “Aku zalim jika tidak membalas orang yang zalim.”
[1]Surah Ali ‘Imran: 18.
[2]Surah al-Anbiya`: 47.

Nasihat Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani 

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamualaikum Waromatullahi Wa Barokaatuhu

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata :

Hai pemuda…! Nasihatilah dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum kamu menasihati orang lain. Janganlah engkau berlebih-lebihan dalam menasihati orang lain sedangkan dalam dirimu sendiri masih bersemayam sesuatu yang engkau perlu perbaiki Celakalah engkau…! Sekiranya engkau tahu bagaimana membersihkan orang lain, sedangkan engkau buta untuk membersihkan dirimu sendiri. Bagaimana seorang yang buta dapat memimpin orang lain.
Sebenarnya membaca penggalan  Nasihat Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani di atas, bikin merinding duluan.  Untuk itu ini sebagai penegasan, kalo saya tidak mencoba meberi nasihat kepada anda sekalian, yang saya tulis ini adalah semata-mata Nasihat dari Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani untuk kita semua, khususnya saya pribadi yang masih banyak berbuat dosa dan salah. Semoga bermanfaat dan menjadi renungan kita semua untuk bisa menjadi orang yang lebih baik lagi...aamiin.

TUNDUKKAN NAFSUMU SEBELUM ENGKAU DITUNDUKKANNYA.
(disampaikan di Madrasah al-Ma’murah,hari Ahad pagi,3 Syawal 545 H)

Sesungguhnya, siapa yang ingin memperbaiki dirinya, maka hendaklah dia berlatih memerangi nafsunya, sehingga dirinya bebas daripada cengkaman nafsu kerana seluruh nafsu itu mengajak kepada kejahatan.

Hai pemuda…! Nasihatilah dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum kamu menasihati orang lain. Janganlah engkau berlebih-lebihan dalam menasihati orang lain sedangkan dalam dirimu sendiri masih bersemayam sesuatu yang engkau perlu perbaiki Celakalah engkau…! Sekiranya engkau tahu bagaimana membersihkan orang lain, sedangkan engkau buta untuk membersihkan dirimu sendiri. Bagaimana seorang yang buta dapat memimpin orang lain.

“Wahai hati…! Wahai roh…! Wahai manusia..! Wahai jin…! Wahai orang-orang yang berharap kepada Maha Raja..! Marilah kita ketuk pintu Maha Raja. Bersegeralah kamu kepada-NYA dengan tapak hatimu, dengan tapak takwa dan tauhid kamu, makrifat dan kewarakan kamu yang tinggi, kezuhudan kamu di dunia, di akhirat dan didalam sesuatu selain daripada yang berkaitan secara langsung dengan Tuhanmu”.


SEGERA MENCAPAI PINTU TAUBAT
(Ahad,10 Syawal 545 H)
Sabda Rasulullah SAW :
Barangsiapa yang dibukakan pintu kebaikan, maka hendaklah dia mencapainya, kerana sesungguhnya ia tidak mengetahui, bila pintu itu akan tertutup baginya
Wahai pemuda. “Bertaubatlah kamu. Bukankah kamu telah melihat, bahawa Allah akan menguji kamu dengan berbagai dugaan hingga kamu bertaubat…? Sementara engkau tidak berfikir, mlahan engkau bertahan dalam kederhakaanmu itu.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata : “Tetaplah engkau untuk sentiasa redha dengan Allah, dalam keadaan petaka atau sengsara, dalam keadaan miskin atau kaya, dalam keadaan susah atau senang, dalam keadaan sihat atau sakit, dalam keadaan buruk atau baik, ketika memperoleh yang engkau kehendaki atau tidak. Aku tidak tahu ubat apa yang sesuai untukmu, selain daripada menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah yang Al-Haq. Jika dia menetapkan sesuatu yangmerugikan kamu, janganlah kamu benci kepada-NYA serta jangan pula kamu menjauhkan diri daripadanya.Kerana semua itu adalah ujian dan cubaan terhadapmu.

-jika sedar dan berubah,pasti Allah menukarkan kegelisahmu dengan ketenangan dan jiwamu akan menjadi tenang,tenteram dalam mentauhidkan-Nya.

Jika Al-Haq menghendaki agar hambanya menjadi baik, maka Dia akan memberikan Hidayah, mengajar mereka, mengawasi mereka, menerangi mereka, memberikan kesempatan kepada mereka, mendekatkan mereka kepada-Nya dan memberikan sinar kedalam hati mereka.

Celakalah kamu, kamu membaca dan menghafal sunnah Rasulullah, tetapi kamu tidak mengamalkannya. Engkau menyuruh manusia mengerjakan kebaikan sedangkan engkau sendiri tidak melakukannya.
Seperti Firman Allah SWT dalam surah Al-Shaf ayat 3 yang bermaksud :
“Sebesar-besar kebencian Allah, ialah bahawa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”

Sesiapa yang telah beramal sehingga kemudian mereka mencapai satu kedudukan(maqam) dimana tiada lagi perintah ataupun larangan. Tidak henti-henti mereka menyendiri(khalwat) bersama ALLAH. Kerana meninggalkan ibadah-ibadah wajib, bermakna seorang itu telah jatuh Zindiq. Tidak ada kewajipan yang gugur dari seseorang, walau dalam keadaan bagaimana juapun dia, atau apa pun tahap dan maqamnya.

Wahai kaumku, Ambillah nasihat dari Al-Quran itu dengan mengamalkannya, bukan dengan mendiskusi, memperdebat, atau menseminarkannya.

“Tidak akan ada kebahagiaan di hatimu, apabila disana bersemayam sesuatu selain Allah, bahkan seandainya kamu sujud selama seribu tahun diatas bara api sekalipun, sementara hatimu kepada selain Allah, maka hal itu tidak bermanfaat kepadamu.

Hati..! Hatilah yang beriman…! Hatilah yang mengesakan Allah…! Hatilah yang memurnikan aqidah..! Hatilah yang ikhlas…! Hatilah yang bertakwa…! Hatilah yang memelihara diri daripada yang Haram dan Syubhat…! Hatilah yang yakin…! Hatilah yang zuhud…! Hatilah yang arif…! Hatilah yang beramal…! Hatilah yang memimpin seluruh tubuh manusia, sementara seluruh anggota adalah anggota pasukan dan pengikutnya. Oleh itu, jika kamu ingin menyucapkan LAILA HAILLALLAH, maka lebih dulu hendaklah kamu ucapkan dengan hatimu, kemudian kamu iringinya dengan lidah.

Jihad Batin – Lebih berat dari jihad zahir kerana jihad batin adalah satu jihad yang berterusan. Bermaksud memutuskan semua kehendak dan dorongan hawa nafsu untuk melakukan perkara-perkara yang terlarang serta mengekang keinginan terhadapnya.

Wahai hamba…! Setiap yang engkau pandang sebagai kebaikan dan engkau mencintainya, maka cintamu itu adalah bukan cinta yang sejati. Engkau sedang terpedaya. Cinta yang hakiki adalah cinta yang tidak berubah, iaitu cinta kepada Allah, yakni cinta yang engkau lihat dengan dua mata hatimu, iaitu cinta para Al-Shiddiqin Ruhaniyyin. Mereka tidam menyintai dengan keimanan mereka, tetapi dengan keyakinan dan mata hati mereka. Terbukalah hijab yang menyelubungi mata hati mereka, sehingga mereka mampu melihat apa yang ada di alam ghaib, melihat sesuatu yang tidak mungkin bagi mereka untuk menjelaskannya.

Seorang yang berzuhud dan berada pada tahap permulaan, mesti menghindarkan diri daripada semua manusia dan orang-orang fasiq yang melakukan maksiat. Tetapi setelah mencapai tahap kesempurnaan, dia tidak akan menghindarkan,diri bahkan dia akan mencari mereka kerana penawar mereka itu ada padanya. Kerana apabila seseorang itu telah mengenal Allah, dia tidak akan menghindar dari sesuatu apapun dan tidak akan takut selain daripada Allah. Barangsiapa yang sudah sempurna ma’rifatnya kepada Allah, maka ma’rifat itulah yang akan menjadi pemandu baginya.

Seseorang bertanya kepada Syeikh bagaimana untuk mengeluarkan cinta kepada dunia.
“Hendaklah engkau melihat dengan kedua-dua mata hatimu kepada cacat-cela dunia ini. Perangilah hawa nafsumu hingga ia menjadi tenang. Jika nafsumu telah tenang, maka engkau akan mampu melihat cacat-cela dunia ini dan kamu akan bersikap zuhud terhadap dunia ini. Ketenangan itu akan wujud jika engkau memandang dari hati dan menyesuaikannya dengan bisikan batinmu.

“Jika engkau menginginkan kema’rifatan kepada Allah, maka engkau redhalah dengan qada dan qadar-Nya, dan janganlah engkau jadikan nafsu, syahwat, perangai, dan keinginanmu sebagai sekutu bagi-Nya dalam kedua-dua hal tersebut.”

Ketahuilah bahawa para guru amal dan guru ilmu akan menunjukkan engkau jalan menuju Allah. Langkah tahap pertama ialah dengan perkataan, dan pada tahap kedua ialah dengan mengamalkannya. Dengan cara ini, engkau akan bertemu dengan Allah.

Beramallah engkau kepadanya dan janganlah engkau mengharapkan pahala yang banyak. Beramallah dengan tujuan untuk mencapai dan meraih keredhaannya serta kedekata kepadanya. Pahala adalah keredhaan-Nya kepadamu dan kedekatanmu kepada-Nya dunia dan akhirat.

Peringkat pertama ialah engkau belajar kepada makhluk berkenaan hokum. Kemudian pada peringkat kedua hendaklah engkau belajar dari Khaliq mengenai ilmu Ladunni, Yakni ilmu-ilmu yang khusus untuk hati dan batin. Oleh itu carilah guru yang mursyid, kerana engkau tidak dapat belajar tanpa guru.

Barangsiapa di antara kamu yang ingin menghidupkan hatinya, maka hendaklah dia membiasakan berzikir kepada Allah didalam hatinya itu dan hendaklah dia merasakan ketenteraman bersama-Nya.Wahai hamba…! Berzikirlah engkau kepada Allah dengan hatimu sebanyak seribu kali dan dengan lisanmu sekali.

Berzikir yang dilakukan hanya dengan lisan tanpa menggunakan hati, tidak memberikan kemuliaan kepadamu. Zikir adalah zikir hati dan zikir batin, kemudian zikir lisan. Berzikirlah kamu kepada-Nya, sehingga zikir itu melebur dosa-dosamu, dengan demikian engkau tidak menanggung dosa sama sekali.


Ketahuilah…! Bahawa taubat itu adalah pusat kekuasaan dan menyesali segala perbuatan. Tanggalkanlah baju kederhakaanmu itu dengan taubat yang tulus ikhlas. Jika engkau bertaubat, hendaklah taubat itu lahir dari hatimu, bertaubatlah engkau zahir dan batin. 
Ikutilah (Sunnah Rasul) dengan penuh keimanan, jangan membuat bid'ah, patuhilah selalu kepada Allah dan Rasul- Nya, jangan melanggar.  Junjung tinggilah tauhid dan jangan menyekutukan Dia. Sucikanlah Dia senantiasa dan jangan menisbahkan sesuatu keburukan pun kepada-Nya.


Pertahankan Kebenaran-Nya dan jangan ragu sedikit pun. Bersabarlah selalu dan jangan menunjukkan ketidaksabaran. Beristiqomahlah. Berharaplah kepada-Nya, jangan kesal, tetapi bersabarlah. Bekerjasamalah dalam ketaatan dan jangan berpecah-belah. Saling mencintailah dan jangan saling mendendam. Jauhilah kejahatan dan jangan ternoda olehnya.Percantiklah dirimu dengan ketaatan kepada Tuhanmu, jangan menjauh dari pintu-pintu Tuhanmu, jangan berpaling dari- Nya.
Segeralah bertaubat dan kembali kepada-Nya. Jangan merasa jemu dalam memohon ampunan kepada Khaliqmu, baik siang mahupun malam, (jika kamu berlaku begini) niscaya rahmat dinampakkan kepadamu, maka kamu bahagia, terjauhkan dari api neraka dan hidup bahagia di syurga, bertemu Allah, menikmati rahmat-Nya, bersama-sama bidadari di syurga dan tinggal di dalamnya untuk selamanya, mengendarai kuda-kuda putih, bersuka ria dengan hurhur bermata putih dan aneka aroma, dan melodi-melodi hamba-hamba sahaya wanita, dengan kurnia-kurnia lainnya, termuliakan bersama para nabi, para shiddiq, para syahid, dan para shaleh di syurga yang tinggi.

 
Nasihat Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani

Bila kau melihat dunia ini, berada di tangan mereka, dengan segala hiasan, dan tipuannya, dengan segala bisa mematikannya, yang tampak lembut sentuhannya, padahal, sebenarnya mematikan bagi yang menyentuhnya, mengecoh mereka, dan membuat mereka mengabaikan kemudharatan tipu daya dan janji-janji palsunya - bila kau lihat semua ini - berlakulah bagai orang yang melihat seseorang menuruti nalurinya, menonjolkan diri, dan kerananya, mengeluarkan bau busuk.
Bila (dalam situasi semacam itu) kau enggan memerhatikan kebusukannya, dan menutup hidung dari bau busuk itu, begitu pula kau berlaku terhadap dunia, bila kau melihatnya, palingkan penglihatanmu dari segala kepalsuan, dan tutuplah hidungmu dari kebusukan hawa nafsu, agar kau aman darinya dan segala tipu-dayanya, sedang bahagianmu menghampirimu segera, dan kau menikmatinya.

Allah telah berfirman kepada Nabi pilihan-Nya:
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami uji mereka dengannya, dan kurnia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal." (QS.20 -Thaaha :131)


Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata :
Apabila timbul di dalam benakmu keinginan untuk kahwin, padahal kau fakir dan miskin, dan kau tak mampu memenuhinya, maka bersabarlah dan berharaplah senantiasa akan kemudahan dari-Nya, yang membuatmu berkeinginan seperti itu, atau yang mendapati keinginan semacam itu di dalam hatimu, niscaya Ia akan menolongmu, (entah dengan menghilangkan keinginan itu darimu) atau dengan memudahkanmu menanggung beban hidupmu itu, dengan mengurniaimu kecukupan, mencerahkanmu dan memudahkanmu di dunia dan akhirat.
Lalu Allah akan menyebutmu sabar dan mahu bersyukur, kerana kesabaranmu dan keredhaanmu atas ketentuan-Nya. Maka ditingkatkan-Nya kesucian dan kekuatanmu.
Dan Allah berjanji untuk senantiasa menambah kurnia-Nya atas orang-orang yang bersyukur, sebagaimana firman-Nya :
"Se- sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.Ibrahim: 7)

Maka bersabarlah, tentanglah hawa nafsumu, dan berpegang teguhlah pada
perintah-perintah-Nya. Redhalah atas takdir Yang Maha Kuasa, dan berharaplah akan redha dan kurnia-Nya.
Sungguh Allah sendiri telah berfirman:
"Hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan menerima ganjaran mereka tanpa batas." (QS. Az Zumar : 10)